arrow-icon
Kembali ke Agenda

Calon Penerbit Pembangkit Listrik EBT, Arkora Hydro (ARKO) Targetkan Peningkatan Pendapatan 30%

June 21, 2022

JAKARTA, investor.id - Prospektif penerbit pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT), PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) memperkirakan pendapatan tumbuh sebesar 20-30% pada tahun 2022.

Direktur Arkora Hydro Ricky Hartono mengatakan target pertumbuhan pendapatan akan menjadi menghasilkan dari produksi listrik dan peningkatan pabrik perusahaan ( situs web ) yang sudah beroperasi.

Selain itu, pertumbuhan pendapatan tahun ini juga akan dikontribusikan oleh pembangunan beberapa pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTM).

“Dengan demikian, kinerja ARKO yang diproyeksikan dari 2020 hingga 2025 akan meningkat sekitar 20% setiap tahun. Dalam hal ini pendapatan , pada tahun 2021 kami pendapatan telah meningkat dibandingkan dengan tahun 2020. Pada tahun 2021 kami pendapatan akan mencapai Rp. 198 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yaitu Rp. 50. miliar,” kata Ricky di Jakarta, Selasa (21/6/2022).

Dalam hal ini labu kotor , perusahaan juga secara konsisten mengalami peningkatan yang didukung oleh yang cukup baik margin operasi karena perusahaan tidak memiliki bahan bakar atau biaya bahan bakar . Dukungan lainnya adalah bahwa perusahaan memiliki operasi yang relatif rendah dan memiliki kemampuan yang cukup baik yang didukung oleh fasilitas infrastruktur yang ramah.

“Dengan itu, kita bisa mendapatkan yang cukup bagus margin kotor,” kata Ricky.

Hingga saat ini, ARKO sedang mengerjakan pembangunan PLTM Yaentu di Poso, Sulawesi Tengah dan PLTM Kukusan di Lampung yang diharapkan mulai dibangun tahun ini.

Direktur Utama PT Arkora Hydro Tbk Aldo Artoko menambahkan, tahun ini perusahaan menginvestasikan Rp 100 miliar hingga Rp 120 miliar untuk proyek Yaentu. Sedangkan untuk proyek Kukusan, perseroan menghabiskan sekitar Rp 45 hingga Rp 55 miliar

“Jadi, kami sekarang memiliki dua proyek yang berjalan aktif. Salah satu proyek konstruksi PLTM Yaentu yang saat ini sedang dibangun dan PLTM Kukusan yang akan mulai dibangun di Lampung. Kedua proyek ini adalah driver capex yang akan kami gunakan,” jelas Aldo.

Ke depan, perusahaan juga berencana membeli modal untuk proyek-proyek lain seperti tenaga surya Arkora sekitar Rp 20 miliar.

“Jadi, kalau bisa disimpulkan bahwa tahun 2022 belanja modal sekitar Rp 200 hingga Rp 250 miliar. Tentunya hal ini akan didukung melalui sumber pendanaan dari kas perusahaan dan pinjaman dari Indonesia Infrastructure Finance (IIF),” jelas Aldo.

Selain itu, perseroan juga aktif mencari proyek-proyek hidro dengan potensi besar di atas 25 MW. Tercatat bahwa Arkora Hydro telah menyelesaikan pembangunan proyek mini hidro Cikopo-2 dengan total biaya US $1,65 Juta/MW dan kapasitas 7,4 MW.

Termasuk, mengerjakan proyek Tomasa dengan biaya investasi sebesar US $1,75 Juta/MW. Investasi ini berada di bawah rata-rata industri senilai US$ 2,2 - 2,5 Juta/mW. Tomasa merupakan proyek pembangkit listrik dengan kapasitas 10 (2x5) MW yang dimiliki oleh Arkora Hydro melalui anak usahanya, PT Akora Sulawesi Selatan. Maret 2022 lalu, kemajuan proyek telah memasuki tanggal operasi komersial (COD) tahap.

Selain itu, ARKO juga sedang mengerjakan pembangunan PLTA WKS-2 di Lampung, Sumatera dengan kapasitas 5,4 MW. Perusahaan mendirikan proyek tersebut akan beroperasi pada kuartal keempat 2024. Dengan demikian, dalam empat tahun ke depan, perusahaan bertujuan untuk memiliki sekitar 125 MW tenaga air yang beroperasi.

Sumber: https://investor.id/market-and-corporate/297451/calon-emiten-pembangkit-listrik-ebt-arkora-hydro-arko-bidik-lonjakan-pendapatan-30