JAKARTA, investor.id – PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) menargetkan dapat mencapai kesepakatan perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) dengan perusahaan listrik BUMN—PT PLN (Persero)—pada tahun ini.
Head of Investor Relations Arkora Nico Yosafat menyebut, saat ini Arkora sudah memiliki kapasitas yang terkontrak sebanyak 42,8 MW dan terus mengejar lebih dari 200 MW (tepatnya 261,2 MW) dalam pipeline yang tersebar di berbagai titik mulai dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi.
Arkora, demikian Nico menambahkan, fokus mempercepat pertumbuhan kapasitas dengan melakukan ekspansi bisnis yang lebih tinggi sekaligus menciptakan energi bersih yang lebih banyak. Karena itu, ARKO memprioritaskan pipeline yang besar-besar di atas 10 MW.
“Harapannya, tahun ini kami bisa merealisasikan ataupun mencapai PPA dengan PLN. Harapannya, tahun ini kami juga bisa mengamankan kapasitas pembangkit listrik tenaga air (PLTA) lebih besar dibandingkan kapasitas yang sudah kami miliki,” papar Nico di acara Investor Daily Market Today baru-baru ini.
Lalu, dalam dua tahun ke depan, emiten energi baru terbarukan (EBT) Grup Astra tersebut diekspektasikan mampu mengamankan PPA lagi bersama PT PLN (Persero) dengan jumlah kapasitas yang lebih besar.
Perlu diketahui, Arkora saat ini memiliki tiga proyek PLTA yang sudah beroperasi yaitu Cikopo II, Tomasa, dan PLTA Yaentu. Sedangkan dua lainnya yakni proyek Kukusan 2 dan Tomoni masih dalam tahap konstruksi dan ditargetkan masing-masing dapat beroperasi pada kuartal III-2025 dan 2026.
Katalis
Berakhirnya dampak negatif El Nino pada akhir 2024 telah membawa angin segar bagi kinerja ARKO di kuartal I-2025. Terbukti, perseroan mampu mencetak laba bersih naik cukup tajam dari Rp 15,2 miliar menjadi Rp 20,9 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini.
Kenaikan laba bersih tersebut berkat kinerja penjualan ARKO yang berhasil mencatatkan pertumbuhan signifikan dari Rp 45,8 miliar pada kuartal I-2024, menjadi Rp 70 miliar pada kuartal I-2025.
Menurut Nico, sepanjang Januari-Maret 2025 curah hujan telah kembali normal, sehingga membuat debit air sungai kelolaan Arkora menjadi lebih deras. Akhirnya, listrik yang dihasilkan perseroan pun lebih besar.
Kondisi curah hujan tinggi tersebut, sambung Nico, diharapkan konsisten sampai pengujung tahun ini agar Arkora dapat memproduksi listrik lebih tinggi, yang akhirnya akan berimplikasi positif terhadap kinerja top line dan bottom line ARKO.
Permintaan
Nico memproyeksikan, permintaan listrik yang bersumber dari energi bersih akan terus meningkat ke depan. Berkaca dari tingkat permintaan listrik di pasar global yang mengalami pertumbuhan terutama didorong oleh tiga industri besar.
Pertama, industri pendingin (cooling system) seperti AC. Kedua, industri elektrifikasi dan transportasi, industri ketiga adalah pusat (data center) sejalan dengan bertumbuhnya tren artificial intelligence (AI), augmented reality (AR), dan lain-lain yang berkaitan dengan data center.